Analisis Teks Debat Kandidat Ketua Umum Golkar

2016-05-16 01:45:08 GMT · oleh Ardian Maulana · politik

Jejaring konsep dalam teks debat kandidat ketua umum Partai Golkar 11 Mei 2016.

Jejaring konsep dalam teks debat kandidat ketua umum Partai Golkar 11 Mei 2016. Warna mewakili kluster konsep. Ukuran menunjukan seberapa sentral posisi konsep tersebut berdasarkan nilai indek betweenness. Semakin tebal relasi antar kata berarti semakin sering kata-kata tersebut digunakan dalam konteks yang sama. Kata-kata yang terhubung secara erat membentuk kluster konsep.

Debat publik bukanlah hal baru dalam kontestasi politik. Namun ia menjadi sebuah inovasi politik yang menarik ketika menjadi bagian dari proses pemilihan ketua umum partai politik. Apalagi jika proses ini dapat ditonton langsung oleh masyarakat di televisi. Apresiasi perlu diberikan kepada Partai Golkar yang telah memulai tradisi yang baik ini.

Ada 8 kandidat dalam Munas Partai Golkar kali ini. Masing-masing memiliki visi tentang partai Golkar ke depan. Kita menggunakan analisis jejaring teks untuk mengidentifikasi konsep-konsep relevan dalam debat kandidat partai Golkar tanggal 11 Mei 2016.

Makna terbangun dari konsep-konsep yang saling terhubung. Peranan konsep yang menjadi perantara relasi/mediator antar konsep yang tidak terhubung secara langsung menjadi sangat penting. Indeks betweenness, yang mengukur sejauh mana suatu konsep menjadi mediator antar konsep menjadi indikator untuk menilai konsep-konsep apa saja yang relevan.

Pada gambar di atas divisualkan peta konsep dalam debat. Visualisasi tersebut menunjukan secara global para kandidat berbicara tentang: negara—indonesia—politik—hukum—partai golkar—rakyat—sejahtera. Kata-kata ini menjadi “jangkar” dalam debat.

Konsep yang dikeluarkan setiap kandidat relatif mirip. 25% persen konsep yang digunakan kandidat saling beririsan dengan kandidat lain. 8 konsep yang memiliki frekuensi penggunaan tertinggi adalah: negara (5.89%), Indonesia (4.34%), politik (4.2%), hukum (3.38%), Partai Golkar (3.24%), partai (3.01%), rakyat (2.06%) dan sejahtera (1.62%).

Tabel nilai betweenness, degree dan peran konsep dalam debat ketua umum Partai Golkar.

Tabel nilai betweenness, degree dan peran konsep dalam debat ketua umum Partai Golkar.

Kita mengindentifikasi hadirnya dua kluster konsep utama, yang divisualkan oleh warna node konsep. Yang pertama terkait dengan elaborasi visi Negara Kesejahteraan 2045 partai Golkar, kaitannya dengan perubahan dunia global, posisi geo-strategis Indonesia dan implikasinya pada aspek ekonomi dan pertahanan negara. Yang kedua terkait dengan persoalan politik, demokrasi dan hukum. Para kandidat umumnya berbicara soal hukum yang belum menjadi panglima kehidupan bernegara, proses demokrasi yang menjadi terlalu liberal dan melemahkan partai, soal terorisme dan keberagaman Indonesia.

Secara umum para kandidat mengelaborasi visi Negara Kesejahteraan 2045 partai Golkar, serta memberikan penekanan pada pentingnya stabilitas politik dan penegakan hukum untuk kesejahteraan rakyat.

Yang menarik dari debat ini adalah tidak dominannya konsep-konsep yang terkait dengan aspek organisasional. Para kandidat cenderung tidak membahas persoalan atau menawarkan solusi permasalahan internal partai. Para kandidat lebih cenderung “berbicara” kepada publik dan mengkampanyekan visi mereka tentang Indonesia, dibandingkan “membujuk” para internal partai, yang sejatinya merupakan konstituen dari prosesi ini.

Debat yang ada lebih mirip simulasi debat kandidat dalam Pemilu Presiden, dibandingkan dengan pemilihan ketua umum partai. Di satu sisi ini sangat bermanfaat untuk masyarakat. Namun di sisi lain, ia mungkin tidak berkontribusi positif secara langsung bagi kemenangan kandidat.


Ardian Maulana

Ardian Maulana
Departemen Sosiologi Komputasional
Bandung Fe Institute