BFINews Feed BFINews: Data Science Infographics http://bfinews.com/ BFINews Feed http://bfinews.com/ http://bfinews.com/s/bfinews.png 144 Mon, 15 May 2023 10:57:23 +0000 Mon, 15 May 2023 10:57:23 +0000 3600 <![CDATA[Para Bakal Calon Presiden di Tiktok-sphere]]>http://bfinews.com/news/2023-05-15_politiktokhttp://bfinews.com/news/2023-05-15_politiktokMon, 15 May 2023 10:57:23 +0000Jejaring interes/perhatian antar video-video politik di Tiktok. Dua video yang terhubung memiliki kesamaan interes di kalangan para pengguna Tiktok, muncul di for your page layar Tiktok.

Pemilu 2014 menyaksikan media sosial Twitter sebagai ruang propaganda kampanye yang menakjubkan. Pemilu 2019 Youtube tampaknya menjadi ruang propaganda dahsyat yang “menggeser” televisi di tengah derasnya arus internet broadband saat itu. Bagaimana lanskap digital politik di Pemilu 2024? Mungkin Tiktok-sphere akan lebih banyak berkisah, sebagaimana yang terlihat saat ini, kurang dari setahun jadwal Pemilu 2024.


Tiktok memang fenomenal. Ia merupakan platform media sosial yang mengglobal pertama yang made in China, yang di Indonesia saja sudah digunakan lebih dari 110 juta pengguna (1.05 milyar pengguna sedunia). Dalam 5 tahun sejak peluncurannya (2018), menggoyang dominasi Facebook dengan 120 juta pengguna di Indonesia (1.98 milyar sedunia) dan aplikasi berbagi video Youtube dengan lebih dari 140 juta di Indonesia dan 2.51 milyar lebih sedunia. Pengguna Tiktok sudah melewati pengguna media sosial berbagi foto Instagram yang 90 juta di Indonesia dan 1.32 milyar sedunia. Yang lebih unik, lebih dari 60% penggunanya adalah kaum muda rentang usia 18-24 tahun (populernya disebut Gen Z), di mana hampir setengah dari mereka menggunakan Tiktok untuk mencari informasi dan berita ketimbang menggunakan aplikasi mesin pencari seperti Google. Tak pelak, jika anda adalah politisi atau partai politik yang ingin menyasar pemilih muda, mulailah menggunakan Tiktok!

]]>
<![CDATA[Jagat Youtuber Indonesia: antara kompetisi & kolaborasi]]>http://bfinews.com/news/2023-04-10_jagat_youtuber_indonesia_-_antara_kompetisi_kolaborasihttp://bfinews.com/news/2023-04-10_jagat_youtuber_indonesia_-_antara_kompetisi_kolaborasiMon, 10 Apr 2023 14:09:07 +0000Pemetaan akun-akun podcast Youtube terpopuler Indonesia hingga Maret 2023 berdasarkan sentralitas jejaring following antar channel

Dunia menyaksikan bahwa ruang talkshow, perbincangan, gosip & cengkerama populer tak lagi dimonopoli oleh kantor berita, stasiun televisi, stasiun radio. Pegembangan berbagai protokol telekomunikasi yang makin hari senantiasa memperlebar bandwidth menjadikan media sosial tak hanya berisikan ekspresi tekstual, namun juga berwujud audio & video. Namun “anarki” & aspek egaliter dari semua akun-akun media sosial tak bertahan lama, karena sifat alami dari interaksi sosial senantiasa melahirkan hirarki, pola kasta, & pemeringkatan hingga otoritas informasi dari akun-akun tersebut.


Memeringkatkan secara statistik kanal yang diikuti oleh akun-akun Youtube meununjukkan bahwa terdapat semacam mekanisme yang menjadikan hanya segelintir kanal Youtube yang diikuti sekaligus merebut perhatian publik penonton dan pendengar podcast di Youtube. Fakta ini seolah menjadi resonansi pernyataan sosiologis seabad lalu seorang Robert Michels, bahwa oligarki sebagai (iron law), kehadirannya tak terhindarkan dalam organisasi demokrasi.

]]>
<![CDATA[Jejak Transmisi Komunitas Virus Corona]]>http://bfinews.com/news/2021-02-01_jejak_transmisi_komunitas_virus_coronahttp://bfinews.com/news/2021-02-01_jejak_transmisi_komunitas_virus_coronaMon, 01 Feb 2021 18:00:51 +0000Jejaring Transmisi Virus Corona di Indonesia sejak Maret 2020 hingga Januari 2021. Pewarnaan simpul menunjukkan pola pengelompokan (klaster)

Infeksi ke-nol COVID-19 di Indonesia diduga mendapatkan virus tersebut saat berdansa dengan seorang Jepang di malam Valentine 14 Februari 2020, yang positif saat diperiksa di Malaysia. Dari tengah bulan hingga awal Maret 2020 saat kasus pertama tersebut diumumkan, gerbang-gerbang imigrasi masih terbuka. Semenjak kasus pertama, berbagai kasus bermunculan sehingga dikenallah dua macam transmisi, yakni “kasus impor” (imported case) dimana infeksi terjadi di manca negara, dan “klaster kasus” di mana infeksi terjadi di dalam negeri. Kasus COVID-19 meninggal pertama di Indonesia diketahui adalah orang ter-infeksi ke-25, sembilan hari setelah pengumuman Orang ke-nol, seorang perempuan berkebangsaan asing yang tergolong “kasus impor”. Meninggal dunia dengan penyakit penyerta (diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi) yang sudah menahun dan kronis diderita.

Di negeri berpenduduk 270 juta lebih yang tersebar dalam bentang kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua di bumi, deteksi transmisi lokal tidak mudah dilakukan. Hal serupa dialami oleh penduduk negeri besar ini pada situasi tracing penyakit mewabah lain di masa lalu seperti AIDS, flu burung, dan lain-lain.

]]>
<![CDATA[Quo Vadis Kredibilitas Media Berita]]>http://bfinews.com/news/2020-12-01_quo_vadis_kredibilitas_media_beritahttp://bfinews.com/news/2020-12-01_quo_vadis_kredibilitas_media_beritaTue, 01 Dec 2020 21:54:56 +0000Perkembangan media daring dan media sosial dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengubah secara radikal cara publik mengkonsumsi informasi. Survei menunjukan bahwa 63% publik mengkonsumsi berita secara digital, sementara jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook menjadi tempat dimana publik menerima, berbagi dan mendiskusikan berita berbagai perkembangan terbaru. Kombinasi media daring dan media sosial memperkuat peran dari media sebagai gatekeeper of information dalam pembentukan opini publik. Namun juga memunculkan kekhawatiran tersendiri, terkait dengan netralitas media dan mewabahnya mis/dis-informasi.

Upaya untuk lebih jauh memahami keberpihakan media dalam berbagai peristiwa politik terkendala oleh minimnya data rating ideologi media. Hal ini sulit diukur karena mayoritas media berita tidak menunjukan posisi politiknya secara terbuka. Dalam studi ‘Media Partisanship during Election: Indonesian Cases’, yang kami paparkan di Complex Network 2020: The 9th International Conference on Complex Networks and their Applications (December 1-3, 2020 - Madrid, Spain), kami mengajukan cara yg inovatif, menggunakan graph based-learning algorithm , untuk mengidentifikasi secara otomatis posisi politis sebuah media berita, dan juga pembacanya.

Distribusi skor bias politik media berita dalam pemilu Indonesia 2019 memiliki pola distribusi yang bimodal. Mengindikasikan adanya polarisasi media berita dimana mayoritas outlet berita berada di sisi ekstrim dari spektrum politik. Tidak hanya itu, skor keberpihakan politik ini juga mengkonfirmasi perbedaan utama dari media berita di masing-masing sisi spektrum politik: mayoritas portal berita islam dan media oposisi menjadi pendukung Prabowo, sedangkan sejumlah media arus utama cenderung bias pada Joko Widodo.

]]>
<![CDATA[Ruang Informasi yang Terbelah: Anatomi Lanskap Media Berita Indonesia]]>http://bfinews.com/news/2020-12-01_ruang_informasi_yang_terbelah_-_anatomi_lanskap_media_berita_indonesiahttp://bfinews.com/news/2020-12-01_ruang_informasi_yang_terbelah_-_anatomi_lanskap_media_berita_indonesiaTue, 01 Dec 2020 20:30:24 +0000Di tengah tren pembelahan ekstrim diskursus politik dewasa ini maka upaya saintifik untuk memahami dinamika sosial dan teknologi yang melatarbelakangi tren tersebut menjadi suatu yang krusial.

Mewabahnya sikap partisan ekstrim dalam berbagai peristiwa politik tidak dapat dilepaskan dari perkembangan pesat teknologi digital, media social dan media berita daring, yang semakin mempermudah warga dalam memperoleh dan mendiskusikan informasi politik. Di satu sisi, teknologi digital memperbesar peluang individu terpapar oleh informasi dari beragam cara pandang. Namun di sisi lain, mediasi dan personalisasi informasi oleh jejaring social juga berpotensi membatasi paparan hanya pada informasi yang disepakatinya secara politik, memunculkan mispersepsi atas fakta dan peristiwa dan adopsi sikap politik yang semakin ekstrim seiring waktu.

Bias konfirmasi dan paparan selektif merupakan dua aspek penting dalam dinamika konsumsi informasi di media social. Sejumlah studi telah menunjukan secara empiris kecenderungan pengguna media social untuk fokus pada narasi yang spesifik, dan berinteraksi secara intensif dengan mereka yang memiliki preferensi politik sama. Secara natural kecenderungan di level mikro ini akan membelah ruang media social ke dalam komunitas-komunitas pengguna yang homogen secara politik. Di dalam setiap komunitas, yang secara metaforis disebut echo-chamber atau ruang gema, preferensi politik individu terus menerus diperkuat oleh informasi yang searah, meskipun informasi tersebut salah, sementara informasi yang berlawanan diabaikan.

]]>
<![CDATA[Tentang Pemilu USA 2020]]>http://bfinews.com/news/2020-11-10_tentang_pemilu_usa2020http://bfinews.com/news/2020-11-10_tentang_pemilu_usa2020Tue, 10 Nov 2020 06:29:01 +0000Keriuhan panggung politik sepertinya tak pernah berhenti. Setelah Pemilu Presiden Indonesia 2019 yang super gaduh, kini berlanjut pada keriuhan di tingkat daerah, yaitu pemilihan kepala daerah (pilkada). Di era pandemi, ini menjadi hiburan tersendiri, khususnya bagi para pemerhati politik. Namun tulisan ini tidak menyoal politik Indonesia. Ini tentang pemilu di negeri Paman Sam, Amerika Serikat.

Pemilu presiden AS 2020 dipandang banyak pihak sebagai salah satu momen historis dalam sejarah politik AS. Voter turnout diperkirakan mencapai 65% dari total pemilih, merupakan yang terbesar sejak tahun 1908. Kamala Harris adalah perempuan, kulit hitam, dan keturunan Asia-Amerika pertama yang akan menjabat posisi Wakil Presiden. Namun yang paling disambut sukacita oleh warga dunia adalah kekalahan petahana Donald Trump, sosok yang dipandang berkontribusi besar pada ketidakstabilan tatanan global dalam 4 tahun terakhir.

Selain dari itu, lanskap politik AS sepertinya tidak banyak berubah.

]]>
<![CDATA[Membandingkan Kebijakan Pandemi, In Silico]]>http://bfinews.com/news/2020-08-01_membandingkan_kebijakan_pandemi_in_silicohttp://bfinews.com/news/2020-08-01_membandingkan_kebijakan_pandemi_in_silicoSat, 01 Aug 2020 14:40:37 +0000Pandemi masyarakat buatan dengan panel pengaturan parameter. Bulatan sebagai representasi entitas agen di mana warna merah menandakan agen terinfeksi, hijau agen yang sembuh, dan putih agen rentan.

Kita menyaksikan bagaimana negara-negara di dunia berjuang menghadapi pandemi COVID-19. Di tengah keterbatasan fasilitas kesehatan dan ketiadaan vaksin, strategi-strategi intervensi yang feasible bertumpu pada upaya mitigasi di level sosio-masyarakat. Pembatasan interaksi dan “transmisi” sosial dalam ragam bentuknya diberlakukan untuk menekan laju penyebaran penyakit dan angka mortalitas. Ide dasarnya, memisah populasi terinfeksi dari mereka yang berstatus rentan. Bagaimanapun, penerapan kebijakan demikian berimbas pada aspek non-epidemiologis seperti ekonomi, sosial-budaya, hingga aspek psikologis di tataran individu.

Lockdown, salah satu yang populer, di samping beroleh sorotan setelah disebut-sebut efektif diterapkan di Tiongkok, juga menuai respons penolakan atas pertimbangan hitungan ekonomi makro hingga isu terkait hak asasi. Hasil survei di berbagai negara melaporkan peningkatan angka depresi dan kecemasan (anxiety) menyusul mulai diterapkannya kebijakan “tetap-di-rumah” tersebut. Keterbatasan mobilitas sosial yang berakibat pada perasaan kesepian, tekanan sosial, hingga ketidakpastian sumber penghidupan, akan meningkatkan beban stress (allostatik) dan kerentanan tubuh terhadap penyakit. Selain itu, ketergantungan obat-obatan yang cenderung meninggi justru melemahkan kondisi kesehatan masyarakat.

]]>
<![CDATA[Mengukur Risiko Kewabahan Covid19]]>http://bfinews.com/news/2020-04-04_covid-19http://bfinews.com/news/2020-04-04_covid-19Sat, 04 Apr 2020 08:02:42 +0000Keragaman kewilayahan atas risiko terpapar wabah COVID-19 di bagian timur Pulau Jawa dan Pulau Bali

Wuhan, Tiongkok bagian tengah, terguncang oleh penyakit yang disebabkan oleh sebuah varian virus Corona. Kota yang telah berusia lebih dari 35 abad itu sejak dulu memang menjadi episentrum ekonomi industrial Tiongkok. Jantung negeri berpenduduk terbesar seplanit bumi itu lumpuh, sehingga senegara pun lumpuh. Partner lebih dari seperlima ekspor-impor Indonesia tersebut terguncang, dan guncangannya bagaimanapun tiba ke Indonesia. Dunia yang semakin terhubung satu sama lain, baik secara fisik, secara ekonomi, dan digital menyebabkan tak lama kemudian COVID19 pun menjadi pandemi, diikuti oleh “eko-demi” dan “info-demi”.

Kompleksitas sosial menginsyafi bahwa ketiga hal ini tak bisa dipisahkan memang. Kawasan yang kurang menjaga kebersihan seringkali dihuni oleh penduduk di kawasan tersebut yang tak banyak ber-investasi pada sektor kesehatan. Ketika begitu banyak orang terjebak pada hoaks, disinformasi, dan misinformasi terkait aspek kesehatan masyarakat, seringkali memang karena masyarakat di kawasan tersebut tak banyak memberi perhatian pada apresiasi ekonomis terhadap penelitian ilmu pengetahuan. Lebih taktis, virus yang menyebar dari manusia ke manusia ini berkaitan dengan pergerakan orang dan saling bertemunya warga masyarakat dari satu tempat ke tempat lain dengan segudang alasan sosial ekonomi dan budayanya.

]]>
<![CDATA[Efek Agama Terhadap Suara Jokowi di Jawa Barat]]>http://bfinews.com/news/2019-08-08_efek_agama_terhadap_suara_jokowi_di_jawa_barathttp://bfinews.com/news/2019-08-08_efek_agama_terhadap_suara_jokowi_di_jawa_baratThu, 08 Aug 2019 13:58:58 +0000Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang cukup vital dalam perebutan kursi legislatif maupun eksekutif pada Pemilu April 2019 kemarin. Selain merupakan provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak se-Indonesia, lokasi Jawa Barat yang dekat dengan Jakarta, Ibukota dari Indonesia yang merupakan arena pertarungan politik, juga memberikan pengaruh politik yang cukup besar.

Pada hasil Pilpres 2019, pasangan calon presiden nomor 2, Prabowo-Sandi, unggul akan pasangan calon presiden nomor 1 Jokowi-Ma’ruf pada provinsi Jawa Barat. Ternyata, hal yang sama terjadi pada Pilpres 2014, dimana pada waktu itu pasangan Jokowi-Kalla kalah terhadap pasangan Prabowo-Hatta dalam perolehan suara di Jawa Barat. Banyak yang berargumen bahwa factor agama memainkan peranan kuat terhadap kekalahan Jokowi di Jawa Barat. Apakah memang demikian?

Jawabannya dapat dicari dengan menganalisa hubungan antara presentase pemilih calon presiden Jokowi dan presentase pemeluk agama Islam di tingkat kecamatan pada provinsi Jawa Barat secara spasial. Pendekatan korelasi spasial memandang adanya sifat nonstationarity secara spasial dari variable-variabel yang diobservasi. Lebih dari metode korelasi konvensional, pendekatan korelasi spasial memungkinkan kita mengidentifikasi di wilayah-wilayah mana saja korelasi antar variable itu terjadi.

]]>
<![CDATA[Portofolio Literasi Indonesia]]>http://bfinews.com/news/2019-05-05_portofolio_literasi_indonesiahttp://bfinews.com/news/2019-05-05_portofolio_literasi_indonesiaSun, 05 May 2019 15:56:03 +0000Diversitas wilayah terkait literasi buku Indonesia. Provinsi-provinsi yang saling berkelompok memiliki kesamaan karakteristik terkait aspek melek huruf, pendidikan, dan penerbitan

Dengan hamparan lebih dari 17 ribu pulau dari Sabang sampai Merauke, Indonesia dianugerahi beragam khazanah budaya, tak terkecuali kekayaan literasi nusantara, mulai dari warisan lisan tradisi hingga pegari sastrawan/wati modern Indonesia. Fakta bahwa tradisi literasi tersebut sudah berakar sejak era peradaban kuno, Indonesia tentunya merupakan lanskap inspiratif bagi industri perbukuan dan penerbitan saat ini. Apalagi dengan adanya kombinasi yang apik di balik kekayaan ragam budaya, sejarah, dan kultur sosial, Indonesia sejatinya adalah destinasi yang sangat menarik sebagai pusat literasi.

Karakteristik geografi Indonesia pun sebenarnya memberikan prospek industri yang cemerlang bagi dunia literasi. Sebagai strategi penetratif, setidaknya diversitas wilayah kepulauan di Indonesia dilihat dari pembagian tiga klaster karakteristik yang dikelompokkan berdasarkan aspek daya literasi, tingkat pendidikan, dan tingkat penerimaan terhadap sektor penerbitan dan perbukuan.

]]>
<![CDATA[Menelaah Kontestasi Ideologi antar Partai Politik di Indonesia]]>http://bfinews.com/news/2018-06-17_kontestasi_ideologi_partai_politik_di_indonesiahttp://bfinews.com/news/2018-06-17_kontestasi_ideologi_partai_politik_di_indonesiaSun, 17 Jun 2018 08:25:12 +0000Diskursus politik Indonesia sangat didominasi oleh ide bahwa kompleksitas politik Indonesia dapat disederhanakan sebagai kontestasi antara dua arus ideologi dominan: Nasionalisme versus Islamisme. Keduanya ditempatkan di sisi berlawanan dalam spektrum ideologi 1 dimensional. Partai-partai nasionalis berada di sisi kiri dengan orientasi nilai politik progresif, sementara partai-partai agama dengan ideologi Islamisme berada di sisi kanan dengan orientasi nilai konservatif.

Cara pandang ini terkadang menjadi sangat otoritatif menentukan tindakan yang akan diambil oleh aktor-aktor politik, misalnya dalam penentuan pasangan kandidat dalam pemilu atau pemilihan koalisi partai.

Pertanyaannya: apakah realita politik Indonesia sesederhana pembelahan ideologi Nasonalisme versus Islamisme? Apakah spektrum ideologi 1 dimensional Nasionalisme – Islamisme merupakan model yang tepat untuk merepresentasikan keragaman orientasi ideologi partai-partai yang ada?

]]>
<![CDATA[Mengatasi Kebakaran Politik di Jakarta]]>http://bfinews.com/news/2017-04-16_mengatasi_kebakaran_politik_di_jakartahttp://bfinews.com/news/2017-04-16_mengatasi_kebakaran_politik_di_jakartaSun, 16 Apr 2017 07:14:49 +0000Musim pilkada meningkatkan suhu politik ibu kota Jakarta. Opini dan pilihan politik, pro dan kontra terhadap kandidat, “membakar” dan menjalar lintas wilayah, menghasilkan formasi wilayah dengan dukungan politik yang tinggi (hot spot) maupun rendah (weak spot) terhadap kandidat.

Bayangkan kita menyiramkan air ke sebuah titik dalam ruang spasial seluas Jakarta, yang sedang “terbakar” oleh opini pro dan kontra terhadap kandidat. Sejauh mana langkah tersebut mengurangi luas wilayah yang terbakar? Adakah wilayah-wilayah strategis yang harus dilindungi untuk mencegah “kebakaran” tersebut meluas menjangkau seluruh wilayah Jakarta?

Analogi kebakaran relevan untuk memodelkan penyebaran dukungan politik. Sebagaimana peristiwa kebakaran hutan, informasi, opini sampai pilihan politik pun memiliki sifat menjalar dalam ruang spasial. Sifat ini tergambar melalui hadirnya hubungan korelatif perolehan suara antar dua wilayah meski terpisah dalam jarak yang cukup jauh.

]]>
<![CDATA[Perlu Berapa Tahun Jamuan Makan untuk Bisa Menikmati Semua Masakan Khas se-Indonesia?]]>http://bfinews.com/news/2016-09-25_nusakulinerhttp://bfinews.com/news/2016-09-25_nusakulinerSun, 25 Sep 2016 18:05:07 +0000Keterkaitan antara satu bumbu dapur dengan bumbu lain dalam kuliner khas daerah-daerah di Indonesia.

“Rendang” disebut sebagai makanan yang rasanya paling nikmat sedunia, setelah “nasi goreng” (CNN Travel, 2011). Tapi pernahkah terpikir apa yang membuat rendang, nasi goreng, dan sate itu menjadi makanan dengan rasa yang benar-benar nikmat, dan mengapa ia menjadi khas Indonesia? Jawabannya pada dasarnya tersimpan pada kenyataan sejarah bahwa sejak dulu, Kepulauan Indonesia merupakan primadona dalam hal rempah-rempah dan bahan-bahan pangan dengan iklimnya yang tropis di khatulistiwa.

Untuk membuat seporsi rendang diperlukan belasan hingga puluhan bahan dasar makanan, yang kebanyakan adalah rempah-rempah. Menyebut rendang sebagai makanan ter-enak sedunia mungkin saja karena belum mencoba berbagai sajian makanan lain selain rendang masakan khas Sumatera Barat itu. Bagaimana dengan Dalca Daging khas Aceh, atau Soto Tangkar khas Karawang Jawa Barat, atau mungkin Soto Nangka khas Nusa Tenggara Barat, dan banyak lagi. Ke-khas-an masakan di Kepulauan Indonesia ditandai dengan bumbu dan rempah masak yang digunakan dalam menghidangkannya. Meja makan, bagaimanapun, adalah tempat budaya tradisi manusia paling langsung kaitannya dengan karakteristik ekologis di sekitar di mana budaya tersebut bertumbuh dan berkembang.

]]>
<![CDATA[Mengelola Konflik dan Menjaga Keberagaman]]>http://bfinews.com/news/2016-08-01_mengelola_konflik_dan_menjaga_keberagamanhttp://bfinews.com/news/2016-08-01_mengelola_konflik_dan_menjaga_keberagamanMon, 01 Aug 2016 16:08:04 +0000Ilustrasi keterhubungan aspek-aspek mikro sosial (grievance, jejaring sosial, identitas sosial) dengan kemunculan konflik di level makro sosial.

Jumat malam 29 Juli 2016, Tanjung Balai, sebuah kota multi-etnis di wilayah Sumatera Utara, membara oleh pengrusakan dan pembakaran sejumlah tempat ibadah. Friksi kecil bernuansa agama menjadi pemantik kerumunan massa yang kemudian tidak terkendali dan berubah menjadi kerusuhan.

Gesekan antar identitas kolektif (suku,agama, ras dan lain-lain) dan ketimpangan sosial merupakan dua variabel makro sosial yang sering hadir di balik peristiwa konflik sosial. Data menunjukan bahwa Tanjung Balai merupakan kota multietnis dengan rasio Gini yang tinggi (Gini Ratio = 0.3647), di atas rasio Gini provinsi dan berada diurutan ke-4 dari 33 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.

]]>
<![CDATA[Refleksi Komputasional Hubungan Kebudayaan Sunda dan Air]]>http://bfinews.com/news/2016-07-18_refleksi_komputasional_hubungan_kebudayaan_sunda_dan_airhttp://bfinews.com/news/2016-07-18_refleksi_komputasional_hubungan_kebudayaan_sunda_dan_airMon, 18 Jul 2016 06:11:34 +0000Simulasi berbasis agen (agent-based model) di atas citra lanskap yang diambil dari satelit dan drone pada kondisi sebelum (kiri) dan setelah (kanan) pembangunan taman kota.

Sejak zaman dahulu kelompok-kelompok etnis di Indonesia memberikan penghargaan yang sangat tinggi kepada air, dalam kehidupan mereka. Pada masyarakat tradisional Sunda di Jawa Barat, air dinamai “kabuyutan”, yang secara harfiah berarti “leluhur”. Sebuah penghormatan dengan narasi magis dan sakral di dalamnya.

Penghormatan ini terefleksikan dalam tata cara masyarakat Sunda tradisional dalam mengembangkan wilayah. Mereka menggunakan konsep “Tri Tangtu”, dimana lahan dibagi atas 3 fungsi yaitu leuweung larangan” (fungsi konservatif), “leuweung tutupan” (buffer atau fungsi pendukung), dan “leuweung garapan” (fungsi ekonomi). Konsep ini melahirkan zonasi kawasan, seperti yang terlihat jelas di Kampung Naga, Tasikmalaya.

]]>
<![CDATA[Pola Siklus Bisnis di Indonesia]]>http://bfinews.com/news/2016-06-27_pola_siklus_bisnis_di_indonesiahttp://bfinews.com/news/2016-06-27_pola_siklus_bisnis_di_indonesiaMon, 27 Jun 2016 03:36:15 +0000Data empiris pertumbuhan GDP (current US$) Indonesia dari tahun 1971-2014 dan hasil smoothing dengan menggunakan fungsi spline, yang dikembangkan oleh Carl de Boor (2001).

Ekonomi bergerak seperti roda yang berputar. Kadang kita ada di atas, namun tak jarang berada di bawah. Pada periode ekspansi ekonomi tumbuh dengan sangat cepat. Sebaliknya, pada periode kontraksi ia mengalami stagnasi atau penurunan. Pemahaman atas pola siklus bisnis ini sangat penting dalam menentukan keputusan investasi atau membuat kebijakan ekonomi.

Siklus bisnis merupakan pola jangka panjang. Untuk dapat melihat pola jangka panjang tersebut, kita harus memisahkan noise dari efek fluktuasi jangka pendek yang dapat berpengaruh. Proses ini coba penulis lakukan dengan menggunakan algoritma smoothing spline, yang dikembangkan oleh matematikawan Carl de Boor (2001). Dari sini pola siklus bisnis yang ada dapat dilihat secara lebih jelas.

]]>