Quo Vadis Kredibilitas Media Berita

2020-12-01 21:54:56 GMT · oleh Ardian Maulana · politik

distribusi_media_allignment.png

Perkembangan media daring dan media sosial dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengubah secara radikal cara publik mengkonsumsi informasi. Survei menunjukan bahwa 63% publik mengkonsumsi berita secara digital, sementara jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook menjadi tempat dimana publik menerima, berbagi dan mendiskusikan berita berbagai perkembangan terbaru. Kombinasi media daring dan media sosial memperkuat peran dari media sebagai gatekeeper of information dalam pembentukan opini publik. Namun juga memunculkan kekhawatiran tersendiri, terkait dengan netralitas media dan mewabahnya mis/dis-informasi.

Upaya untuk lebih jauh memahami keberpihakan media dalam berbagai peristiwa politik terkendala oleh minimnya data rating ideologi media. Hal ini sulit diukur karena mayoritas media berita tidak menunjukan posisi politiknya secara terbuka. Dalam studi ‘Media Partisanship during Election: Indonesian Cases’, yang kami paparkan di Complex Network 2020: The 9th International Conference on Complex Networks and their Applications (December 1-3, 2020 - Madrid, Spain), kami mengajukan cara yg inovatif, menggunakan graph based-learning algorithm, untuk mengidentifikasi secara otomatis posisi politis sebuah media berita, dan juga pembacanya.

Distribusi skor bias politik media berita dalam pemilu Indonesia 2019 memiliki pola distribusi yang bimodal. Mengindikasikan adanya polarisasi media berita dimana mayoritas outlet berita berada di sisi ekstrim dari spektrum politik. Tidak hanya itu, skor keberpihakan politik ini juga mengkonfirmasi perbedaan utama dari media berita di masing-masing sisi spektrum politik: mayoritas portal berita islam dan media oposisi menjadi pendukung Prabowo, sedangkan sejumlah media arus utama cenderung bias pada Joko Widodo.

Keterkaitan antara keberpihakan politik media dan kredibilitas megungkap fakta empiris yang menarik. Di satu sisi, mayoritas media berita dengan kredibilitas rendah memiliki skor valensi politik yang ekstrim. Dengan kata lain media dengan kredibilitas rendah cenderung lebih partisan dibandingkan media dengan kredibilitas tinggi. Namun di sisi lain, intensitas penyebaran informasi yang bersumber dari media ber-kredibilitas rendah relatif tidak berbeda jauh dibandingkan media dengan kredibilitas tinggi. Di tengah infodemik yang semakin mempertajam pembelahan politik, media-media dengan kredibiltas rendah adalah tersangka utama sumber misinformasi. Sialnya, pembaca justru semakin tidak mempersoalkan kredibilitas sumber berita yang diacunya.

heat_map_media.png

Tanpa vaksin infodemik, kita dengan mudah menduga nasib media berita di masa depan. Pada waktunya, semua media akan menjadi outlet berita abal-abal.