Portofolio Literasi Indonesia
2019-05-05 15:56:03 GMT · · sosial
Diversitas wilayah terkait literasi buku Indonesia. Provinsi-provinsi yang saling berkelompok memiliki kesamaan karakteristik terkait aspek melek huruf, pendidikan, dan penerbitan
Dengan hamparan lebih dari 17 ribu pulau dari Sabang sampai Merauke, Indonesia dianugerahi beragam khazanah budaya, tak terkecuali kekayaan literasi nusantara, mulai dari warisan lisan tradisi hingga pegari sastrawan/wati modern Indonesia. Fakta bahwa tradisi literasi tersebut sudah berakar sejak era peradaban kuno, Indonesia tentunya merupakan lanskap inspiratif bagi industri perbukuan dan penerbitan saat ini. Apalagi dengan adanya kombinasi yang apik di balik kekayaan ragam budaya, sejarah, dan kultur sosial, Indonesia sejatinya adalah destinasi yang sangat menarik sebagai pusat literasi.
Karakteristik geografi Indonesia pun sebenarnya memberikan prospek industri yang cemerlang bagi dunia literasi. Sebagai strategi penetratif, setidaknya diversitas wilayah kepulauan di Indonesia dilihat dari pembagian tiga klaster karakteristik yang dikelompokkan berdasarkan aspek daya literasi, tingkat pendidikan, dan tingkat penerimaan terhadap sektor penerbitan dan perbukuan.
Dari sudut pandang industri penerbitan dan perbukuan, majemuknya wilayah di Indonesia ini dikelompokkan dengan menghimpun sejumlah aspek terkait tingkat melek huruf, jumlah perpustakaan lokal (milik negara ataupun swasta), komunitas terkait buku (misalnya perpustakaan bergerak), jumlah koleksi buku perpustakaan, statistik penerbit lokal dan buku-buku yang diterbitkan, statistik sekolah, universitas, dan fasilitas pendidikan, hingga pangsa pasar dari toko buku lokal. Semua variabel tersebut menjadi aspek multidimensi untuk mengukur peluang pasar penerbitan buku di Indonesia.
Keragaman regional yang diproyeksikan dari semua variabel terkait literasi dan publikasi di atas memberikan gambaran tentang Indonesia sebagai lanskap yang sangat terbuka bagi peluang industri penerbitan. Dapat diamati bahwa provinsi-provinsi di Pulau Jawa cenderung berada dalam klaster yang sama. Terlihat pula bahwa daerah di bagian utara Sumatera dikelompokkan dengan beberapa provinsi di bagian timur Indonesia, seperti Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku, dan Maluku Utara. Sementara kelompak lainnya mencerminkan karakteristik yang lebih menantang untuk industri penerbitan dan perbukuan.
Wilayah-wilayah di Indonesia dapat dilihat dari pembagian tiga klaster karakteristik industri perbukuan yang dikelompokkan berdasarkan aspek tingkat pendidikan, literasi, dan penerimaan terhadap penerbitan. Beberapa daerah sudah sangat maju dengan struktur sosial dan demografis yang bagus terkait literasi, beberapa daerah masih dalam tahap pengembangan, sementara yang lain masih terbuka untuk transformasi struktur sosial yang lebih kuat untuk dunia literasi.
Tiga pembagian wilayah di Indonesia terkait peluang kemajuan industri perbukuan berdasarkan karakteristik literasi, pendidikan, dan tren penerbitan.
Singkatnya, kita dapat melihat bahwa lanskap peluang Indonesia memiliki tiga kelompok wilayah berdasarkan pembagian provinsi. Yang pertama adalah daerah maju (cluster 1), yang kedua adalah daerah berkembang (cluster 2), dan lainnya adalah daerah yang belum berkembang (cluster 3). Penetapan strategi berdasarkan pembagian klaster-klaster tersebut tentu akan bermanfaat bagi lembaga pemerintah serta investor untuk perencanaan dan pemetaan Indonesia sebagai lanskap industri penerbitan dan perbukuan.
Uraian ini merupakan bagian dari kerja sama penelitian antara BFI dan Komite Buku Nasional, Kementerian Pendidikan & Kebudayaan RI
Riani Charlina
Research Associate
Bandung Fe Institute