Rivalitas Duo Madrid Di Milan
2016-05-23 05:48:47 GMT · · hiburan
Dependency Network Atletico Madrid melawan Bayern Munchen.
Malam itu seharusnya menjadi malam terindah bagi Atletico Madrid. Gol Diego Godin di menit ke-36 yang bersarang di gawang milik Iker Casillas masih bertahan hingga waktu normal pertandingan. Namun gol Ramos di menit ke-93 membuyarkan mimpi Atletico Madrid untuk menjuarai liga champions untuk kali pertama. Mimpi indah pun akhirnya terbentur dengan kenyataan pahit. Babak tambahan waktu membuat Real Madrid bersemangat menggedor pertahanan Atletico Madrid hingga membalikkan keunggulan dengan menambah 3 gol di extra time babak kedua.
Malam menjadi sendu di belahan selatan kota Madrid, tapi di wilayah Kota Madrid lainnya, suporter Real Madrid merayakan tim kesayangan mereka berhasil mengangkat piala Liga Champions ke-10.
Kini, 2 tahun berlalu. Kedua tim bertemu kembali di final Liga Champions.
Susunan pemain Atletico Madrid tidak mengalami perubahan drastis, relatif terhadap dua tahun yang lalu. Beberapa pemain pilar pun sudah mendapat pengganti yang sepadan. Kepergian Diego Costa dan Curtois ke Chelsea sudah bisa terobati dengan kehadiran Griezmann dan Oblak. Sedangkan Real Madrid, mereka memiliki nahkoda yang baru yang cukup mengangkat mental mereka, karena sempat terseok-seok di awal musim.
Walaupun beberapa pemain pilar Atletico Madrid sempat absen di Liga Champions, namun Atletico nampaknya tak memiliki kendala. Diego Simeone, sang peracik strategi, mampu mengoptimalkan kemampuan pemain-pemain Atletico dan mengatur strategi yang tepat, sesuai dengan lawan yang akan dihadapinya.
Dependency Network Atletico Madrid melawan Barcelona.
Saat melawan Barcelona, Atletico Madrid menggunakan formasi 4-3-1-2 dengan menumpuk gelandang tengah untuk menguasai lini tengah. Kita dapat mengkajinya dengan menggunakan Dependency Network atau jejaring ketergantungan pemain dalam mengalirkan bola ke pemain lain yang lebih efektif mencapai gawang lawan. Dependency Network juga dapat menunjukkan sentralitas permainan. Karena semakin banyak arah panah tertuju pada pemain tersebut maka semakin sentral pemain tersebut.
Dari Dependency Network terlihat sentralitas Koke dan Saul Niguez. Kedua gelandang tersebut akan meneruskan umpan yang mereka terima ke Griezmann sehingga Griezmann mampu melakukan tusukan-tusukan yang membahayakan pertahanan Barcelona.
Namun formasi mereka ketika melawan Bayern Munchen. Munchen, yang mengandalkan kedua sayap mereka dalam menyerang, ternyata berhasil diimbangi oleh kedua bek sayap Atletico Madrid, yakni Juanfran dan Filipe Luiz. Hal ini terlihat pada sentralitas Juanfran dan Luiz. Kedua sayap ini seringkali menghasilkan kreasi serangan dengan langsung memberikan umpan ke kedua penyerang mereka, Torres dan Griezmann.
Dependency Network Real Madrid melawan Manchester City.
Lain halnya dengan Real Madrid. Cristiano Ronaldo masih menjadi ujung tombak dengan ketergantungan yang cukup besar, yang terlihat pada gambar Dependency Network di atas. Bola terus mengalir menuju Ronaldo. Ini menjadi masalah ketika pemain lain seperti Marcelo, Bale, dan Modric tak mampu berkembang. Permainan yang terbaca oleh lawan akan memudahkan mereka untuk mematikan pergerakan Ronaldo.
Tapi dalam beberapa pertandingan, Real Madrid juga berhasil melepaskan diri dari ketergantungan terhadap Ronaldo. Kehadiran Bale membawa angin segar permainan Real Madrid sehingga sulit untuk dibaca oleh lawan.
Dependency Network Real Madrid melawan Wolfsburg.
Pada jejaring tersebut terlihat ada beberapa titik sentral di pertandingan melawan Wolfsburg. Selain Cristiano Ronaldo, jejaring tersebut juga menunjukkan Bale, Modric, Kroos, Marcelo hingga Ramos sebagai pemain sentral. Hal ini menjadi kunci permainan Real Madrid.
Kemampuan Simeone dalam mengutak-atik taktik yang sesuai dengan lawan yang dihadapinya, menjadi penting ketika Real Madrid masih berkutat pada sentralitas Ronaldo. Ketika permainan Ronaldo tidak berkembang, tentu Real Madrid akan bermasalah. Tapi ketika Marcelo, Modric, dan Bale mampu menjadi sentral-sentral yang lain, dengan mengurangi ketergantungan pada Cristiano Ronaldo, maka Atletico akan menghadapi masalah. Mimpi Atletico untuk meraih Liga Champions pun bisa kandas. Dan di wilayah lain ibukota Madrid, akan ada perayaan-perayaan gelar ke-11 mereka.
Dadan Suhandana
Analis Media
BFI Technologies